Commentaires
A NOTER !
La nouvelle adresse de l'OT INDONESIE en FRANCE : chez La Maison De L'Indonesie 5 Rue Jean Zay 75014 (Metro Gaité) ou vous pouvez gouter la cuisine indonésienne, boire du bon café indonésien ainsi que déguster du jamu, du chocolat et du thé Indonésien et des autres meilleurs produits indonésiens.
Notre équipe est à votre disposition du lundi au samedi de 9h à 19h afin de répondre à vos questions sur votre projet de voyage en Indonésie. Venez découvrir l'Indonésie à Paris à travers ses saveurs et ses meilleurs produits !
PS : Pour toutes les questions/demandes sur le visa, merci d'adresser à l'ambassade de l'Indonésie Indonesia in Paris
Trois évènements pour promouvoir l'Indonésie à Paris, c'est en ce moment! Plus d'infos dans notre :-)
Indonesia in Paris La Maison De L'Indonesie
Merci à La Maison De L'Indonesie pour leurs interventions auprès de nos étudiants en Bachelor Management en Hôtellerie Restauration ✨
Ces interventions permettent à nos étudiants d’en apprendre davantage sur le pays et ses coutumes notamment culinaires allant du thé aux épices, en passant par le chocolat et le café indonésien !
La promotion de l'Indonesie en France continue pendant le pandemie avec La Maison De L'Indonesie . Faire connaître l'Indonesie en France a travers ses meilleurs produits : Cafés, Chocolats, Jamu, Epices, etc
Nous sommes à votre disposition pour développer des produits indonesiens en France !
La Maison de L’Indonesie
Dari Jawa Tengah Untuk Indonesia di Perancis
La Maison de L’Indoneisie atau Rumah Indonesia merupakan sebuah showroom ruang pamer hasil kerajinan Indonesia di Perancis. Tepatnya di 8 Rue desa Cofreries, 17490 Beauvais-sur-Matha Perancis. Sebuah desa yang berada di Department Charente-Maritime di wilayah Nouvelle-Aquitaine barat daya Prancis.
Ide pendirian La Maison de L’Indonesie di Beauvais-sur-Matha ini bermula dari pertemuan Mathieu Morgans dengan Sutanto Sastraredja. Mathieu adalah salah seorang mahasiswa doble degree asal Universitas Bordeaux Perancis. Sedang Sutanto adalah dosen pengajar dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Rumah Indonesia atau La Maison de L’Indonesie berfungsi bukan hanya sebagai ruang pamer hasil kerajinan Indonesia di Perancis. Lebih dari itu, La Maison de L’Indonesie menjadi alat diplomasi antar dua negara berikut dengan kebudayaan masing-masing. Tidak hanya bahasa, tetapi juga rasa dan pesona.
Di La Maison de L’Indonesie ini, banyak ditemui produk-produk kerajinan asal Indonesia, terutama dari Jawa Tengah karena setiap tahun, saat musim panas atau Summer Summit digelar pameran. Orang-orang Perancis yang pernah mengunjungi dan mengenal Indonesia, dihadirkan pada pameran ini.
“La Maison de L’Indonesie atau Rumah Indonesia ini, punya beberapa tujuan. Selain sebagai bentuk diplomasi budaya, juga untuk memfasilitasi UMKM-UMKM Indonesia terutama Jawa Tengah yang bercita-cita agar hasil kerajinannya masuk pasar luar negeri langsung tanpa melalui pemodal besar,” jelas Mathieu.
Mengenalkan Indonesia melalui kebudayaan menjadi titik temu tujuan didirikannya La Maison de L’Indonesie. Selama ini, Indonesia belum banyak dikenal oleh orang-orang Perancis. Itupun hanya orang-orang wilayah perkotaan atau segelintiir orang Perancis yang pernah mengunjungi Indonesia.
Mathieu mengakui, banyak hasil kerajinan asal Indonesia yang diapresiasi oleh pasar luar negeri termasuk negaranya. Namun pasarnya tidak merata, hanya berkutat di kota-kota besar dan cenderung dikuasai oleh pemodal besar. Selain itu, kebanyakan produk-produk kerajinan itu terlabeli Perancis lantaran produk tersebut diimpor oleh pengusaha Perancis sendiri.
Cross Cultural Understanding
Rumah Indonesia di Perancis yang diinisiasi Mathieu dan Sutanto kemudian menjadi cross cultural understanding. Yaitu pemahaman mengenai perbedaan budaya serta kebiasaan antara Indonesia dengan Perancis.
Dipilihnya kerajinan dari Jawa Tengah ini berawal ketika Mathieu melihat hasil kerajinan yang dijual di Bali. Menurutnya, kerajinan yang beredar di pasar Bali rata-rata berasal dari pulau Jawa yang difinishing di Bali. “Setelah cukup lama tinggal di Solo, saya akhirnya melihat bahwa sebagian besar kerajinan itu dibuat di Solo. Tetapi saya lihat hasil (rezeki) yang diterima oleh para pengrajin itu, sangat sedikit,” kata bule yang menikah dengan wanita asal Malang ini.
Selain untuk mengenalkan Indonesia ke pelosok Perancis, pendirian Rumah Indonesia di Beauvais-sur-Matha, juga dimaksudkan Mathieu agar pergerakan ekonomi Perancis tidak hanya berada di wilayah perkotaan. Diakuinya, banyak wilayah di negaranya yang jauh dari kota yang secara ekonomi tertinggal. “La Maison de L’Indonesie ini konsepnya sejak 2013, dan mulai action tahun 2017,” imbuhnya.
Hasil kerajinan UMKM yang dibawa pertama kali ke kampung halamannya adalah kain batik sarung pantai. Berikutnya kerajinan-kerajinan etnic bernilai seni tinggi asal Jawa Tengah yang dibawa. Seperti kerajinan anyaman bambu, patung kerajinan akar jati, rotan dan produk furniture lainnya yang belum banyak tersebar di pasar Perancis. Sebelum dibawa ke Perancis, barang-barang itu terlebih dahulu dikumpulkan di kantornya di Laweyan, Solo. Di tempat ini, barang di cek kualitasnya secara ketat.
Selain mengadakan pameran hasil kerajinan asal Indonesia, di La Maison de L’Indonesie juga ditayangkan film-film documenter tentang Indonesia. Bahkan dalam ajang summer summit itu, ia menginginkan para pengrajin ikut hadir dan memperagakan cara membuat kerajinan atau semacam workshop singkat.
Citrarasa Indonesia
Dalam tataran ideal yang diharapkan Mathieu, Rumah Indonesia tidak hanya sekedar pameran furniture atau kerajinan lainnya. Namun benar-benar bisa menghadirkan roso atau atmosfir Indonesia bagi orang-orang Perancis. Sebab, yang disukai dari orang Indonesia oleh orang-orang Perancis adalah atmosfir orang-orangnya yang ramah dan berjiwa seni tinggi.
Sutanto Sastraredja menambahkan, keberadaan La Maison de L’Indonesie tak ubahnya adalah ajang naik kelas para UMKM Jawa Tengah. Penghargaan dan penghormatan besar orang-orang Perancis pada budaya seni, menjadikan UMKM kerajinan Jawa Tengah memiliki potensi pasar yang besar. Karena selain menjual barang, UMKM atau para pengrajin ini juga menjual citrarasa Indonesia ke masyarakat Perancis.
“Dalam bisnis, ini istilahnya value proposition. Pertama mengenalkan budaya, kemudian kita naikkan levelnya untuk dihormati. Apalagi dalam proses ini, kita tidak hanya mengenalkan produk kerajinan asal Indonesia, tetapi juga kita bawakan pengrajinnya. Hingga timbulah dialog dan kuratorial secara langsung. Dan hebatnya, pengrajin seni asal Jawa Tengah ini mampu memahami dan mengerti apa yang mereka mau,” kata Sutanto.
Patut diakui, keragaman UMKM kerajinan di Jawa Tengah cukup melimpah. Tak heran jika banyak produk-produk hasil kerajinan, yang kini beredar di pasar Bali dan Jakarta juga Yogjakarta, berasal dari Provinsi yang dinahkodai Gubernur Ganjar Pranowo ini.
Untuk mengisi ruang display di La Maison de L’Indonesie yang luasnya sekitar 600 meter persegi itu, pihaknya mendapat suplai barang dari sekitar 20 UMKM kerajinan. Seperti dari kerajinan bambu Sukoharjo, kain batik dari Mojolaban, Klaten, kerajinan akar jati dari Blora dan furniture lainnya.
Yang menarik ketika Rumah Budaya Indonesia ini mengadakan pameran pada musim panas, banyak orang-orang Perancis yang datang kemudian memesan barang yang dilihatnya secara langsung atau repeat order. Mereka lebih puas dengan melihat cara pengrajin memproduksi, kemudian melakukan kuratorial secara langsung.
UMKM Binaan Bank Jateng
Melihat banyaknya potensi UMKM kerajinan di Jateng, La Maison de L’Indonesie pun berinisiatif menggandeng sejumlah pihak, terutama pelaku UMKM untuk mengadakan pameran pada Summer Summit 2021 mendatang. Di pameran itu diyakini akan menaikkan kelas UMKM Jateng ke kancah internasional.
Inisiatif yang kemudian disambut Dirut Bank Jateng Supriyatno. Apalagi sampai saat ini, pihaknya memiliki ratusan UMKM binaan. Bahkan hingga saat ini, hasil kerajinan para UMKM binaan itu dipamerkan di kantor cabang utama Bank Jateng Jalan Pemuda Semarang. Kerajinan itu tinggal dikuratoriali, lalu dibawa ke Perancis tahun depan guna mengikuti pameran dalam rangka summer summit.
Bagi Supriyatno, kesempatan menggelar pameran hasil kerajinan saat libur musim panas di Perancis merupakan kesempatan yang langka bagi para UMKM. “Jika selama ini, kebanyakan UMKM binaan kami hanya melakukan pameran atau menjual barangnya di dalam negeri, maka ini kesempatan UMKM go internasional. Apalagi menjadi bagian dari La Maison de L’Indonesie, tentu ini akan membawa harum Jawa Tengah di kancah internasional,” ujarnya.
Supriyatno mengaku sudah bertemu dengan Mathieu dan Sutanto untuk membahas rencana mengikutsertakan para pelaku UMKM kerajinan binaannya pada pameran musim panas tahun 2021. Diyakini, keikutsertaan pameran di Perancis itu, akan menjadi sejarah awal UMKM Jawa Tengah naik kelas.
Bonjour.
Nous vous proposons de participer à une étude réalisée au sein de l'université Toulouse Jean Jaurès.
L'objectif de cette étude est de mieux comprendre l'impact de la pandémie de Covid-19 chez les étudiants originaires de Chine et d'Asie de Sud-Est en France. Par Asie du Sud-Est, nous faisons référence aux pays membres de l’ASEAN (Association of SouthEast Asian Nations : Indonésie, Malaisie, Philippines, Singapour, Thaïlande, Brunei, Vietnam, Laos, Birmanie et Cambodge).
Plusieurs éléments seront ainsi investigués : le vécu en France pendant la pandémie, les relations avec les personnes en France, le déroulement des
Pour celles et ceux qui souhaitent participer à cette étude, il vous suffit simplement de répondre au questionnaire que vous trouverez en suivant ce lien :
https://enquetes.univ-tlse2.fr/index.php/14371?lang=fr
Nous vous remercions par avance.
https://www.facebook.com/events/1414884585388390/?event_time_id=1414884595388389
A vos agendas, Billetterie gratuite ouverte !
Un concept unique dédié au voyage de demain, s'entourant de créateurs-designers éthiques et de photographes de voyages pleinement engagés.
L'occasion rêvée de faire vos emplettes responsables et originales avant les fêtes de fin d'année et de nous retrouver autour de l'un des plus beaux sujets de conversation : Le voyage !